Setiap tahun menjelang tutup buku, tim finance pasti menghadapi satu momen menegangkan: proses audit laporan keuangan. Salah satu pos yang sering menjadi sorotan auditor adalah pencatatan imbalan pasca kerja. Tidak sedikit perusahaan yang harus melakukan koreksi di menit-menit akhir karena kesalahan pencatatan di pos ini.
Kenapa bisa terjadi? Karena imbalan pasca kerja bukan sekadar angka yang bisa dihitung sendiri oleh tim finance. Ada standar akuntansi yang harus diikuti, ada asumsi aktuaria yang harus masuk akal, dan ada penyajian yang harus sesuai ketentuan.
Nah, simak pembahasan kesalahan-kesalahan yang paling sering ditemukan auditor, supaya Anda bisa mengantisipasi sebelum terlambat.
Potensi Kesalahan Pencatatan Aktuaria di Laporan Keuangan
#1 Tidak Menggunakan Laporan Aktuaria Sama Sekali
Kesalahan paling mendasar tapi masih sering terjadi, terutama di perusahaan menengah yang merasa belum perlu menggunakan jasa aktuaris.
PSAK 24 (sekarang PSAK 219) mensyaratkan kewajiban imbalan pasti dihitung menggunakan metode Projected Unit Credit. Metode ini membutuhkan asumsi aktuaria seperti tingkat diskonto, kenaikan gaji, dan tingkat kematian. Perhitungan seperti ini tidak bisa dilakukan dengan rumus Excel sederhana.
Kalau perusahaan mencatat liabilitas hanya berdasarkan perhitungan internal tanpa dasar aktuaria, auditor hampir pasti akan meminta koreksi.
#2 Menggunakan Laporan Aktuaria yang Sudah Kadaluarsa
Ada perusahaan yang sudah punya laporan aktuaria, tapi sudah berumur dua atau tiga tahun. Mereka berasumsi angkanya masih relevan.
Padahal banyak hal berubah dalam setahun. Jumlah karyawan bertambah atau berkurang, ada kenaikan gaji, ada perubahan tingkat suku bunga. Semua ini membuat angka tahun lalu sudah tidak akurat.
Auditor akan memeriksa tanggal laporan aktuaria. Kalau sudah lewat satu tahun, biasanya mereka meminta pembaruan atau roll-forward calculation.
#3 Data Karyawan yang Diberikan ke Aktuaris Tidak Akurat
Prinsipnya sederhana: garbage in, garbage out. Kalau data karyawan yang diserahkan ke aktuaris tidak akurat, hasil perhitungannya juga tidak bisa diandalkan.
Kesalahan yang sering terjadi antara lain tanggal lahir salah, tanggal masuk kerja tidak sesuai, gaji belum diperbarui, atau karyawan yang sudah resign masih masuk daftar.
Auditor akan melakukan sampling untuk mencocokkan data. Kalau ditemukan perbedaan material, bisa berujung pada permintaan perhitungan ulang.
#4 Salah Memahami Komponen Beban Imbalan Pasca Kerja
Beban imbalan kerja terdiri dari beberapa komponen. Yang utama adalah biaya jasa kini dan biaya bunga yang masuk ke laba rugi. Lalu ada keuntungan atau kerugian aktuaria yang masuk ke penghasilan komprehensif lain.
Kesalahan yang sering terjadi adalah mencampur semua komponen menjadi satu angka di laba rugi. Padahal standar sudah jelas memisahkan penyajiannya. Kalau tidak sesuai, auditor akan meminta reklasifikasi.
#5 Tidak Melakukan Rekonsiliasi Liabilitas
Auditor selalu ingin melihat pergerakan liabilitas dari awal sampai akhir tahun. Mereka ingin memahami kenapa angkanya berubah. Apakah karena biaya jasa kini? Berapa biaya bunganya? Apakah ada pembayaran manfaat?
Kalau tim finance tidak bisa menjelaskan rekonsiliasi ini, auditor akan kesulitan memvalidasi angka yang disajikan. Laporan aktuaria yang baik seharusnya sudah menyediakan tabel rekonsiliasi ini.
#6 Asumsi Aktuaria yang Tidak Masuk Akal
Auditor juga menguji kewajaran asumsi yang digunakan. Apakah tingkat diskonto sesuai dengan yield obligasi berkualitas tinggi? Apakah asumsi kenaikan gaji realistis dibandingkan tren historis?
Kalau asumsi terlalu optimis atau pesimis tanpa dasar jelas, auditor bisa mempertanyakan hasilnya. Dokumentasi yang baik tentang dasar pemilihan asumsi akan sangat membantu saat audit.
#7 Tidak Mengungkapkan Informasi yang Diwajibkan
PSAK 219 mewajibkan pengungkapan detail dalam catatan atas laporan keuangan. Mulai dari deskripsi program, asumsi utama, analisis sensitivitas, sampai proyeksi pembayaran manfaat.
Banyak perusahaan hanya menyajikan angka liabilitas tanpa pengungkapan memadai. Akibatnya, auditor meminta tambahan yang harus disiapkan terburu-buru di akhir proses.
Bagaimana Agar Laporan Lolos Koreksi Audit?
Dari ketujuh kesalahan di atas, ada beberapa langkah praktis yang bisa diambil untuk meminimalkan risiko koreksi audit.
Pertama, pastikan laporan aktuaria diperbarui setiap tahun. Jangan menunda sampai mendekati deadline audit. Idealnya, laporan aktuaria sudah selesai satu atau dua bulan sebelum tanggal pelaporan.
Kedua, lakukan validasi data karyawan sebelum diserahkan ke aktuaris. Libatkan tim HR untuk memastikan data sudah lengkap dan akurat. Perhatikan terutama karyawan yang baru masuk, yang baru keluar, dan yang mengalami perubahan status atau gaji.
Ketiga, pahami isi laporan aktuaria. Jangan hanya melihat angka akhir. Pahami juga asumsi yang digunakan, komponen-komponen beban, dan rekonsiliasi liabilitas. Kalau ada yang tidak jelas, tanyakan ke konsultan aktuaria sebelum proses audit dimulai.
Keempat, siapkan dokumentasi yang lengkap. Simpan laporan aktuaria, data karyawan yang digunakan, dan komunikasi dengan konsultan aktuaria. Dokumentasi ini akan sangat membantu saat auditor mengajukan pertanyaan.
Kelima, pilih konsultan aktuaria yang memahami kebutuhan audit. Konsultan yang berpengalaman tahu apa yang dicari auditor dan bisa menyiapkan laporan yang lengkap sejak awal.
Laporan Aktuaria Akurat = Laporan Keuangan Proper
Pencatatan imbalan pasca kerja memang bukan hal yang sederhana. Tapi dengan persiapan yang baik dan pemahaman yang cukup, risiko koreksi audit bisa diminimalkan. Yang terpenting adalah jangan menganggap remeh pos ini hanya karena angkanya mungkin tidak sebesar pos-pos lain dalam laporan keuangan.
Satu koreksi audit bisa berdampak pada kredibilitas laporan keuangan secara keseluruhan. Lebih baik investasi waktu dan sumber daya untuk memastikan pencatatan sudah benar sejak awal, daripada harus melakukan koreksi di akhir yang seringkali lebih merepotkan.
Kalau tim Anda membutuhkan bantuan untuk memastikan pencatatan imbalan pasca kerja sudah sesuai standar, jangan ragu untuk konsultasikan dengan tim ahli KKA Nirmala. Sudah waktunya! Kami bisa membantu tidak hanya dalam perhitungan, tapi juga dalam mempersiapkan dokumentasi yang dibutuhkan perusahaan untuk proses audit secara proper.