Industri keuangan terus berkembang dan menghadirkan tantangan baru setiap saat. Di tengah perubahan tersebut, ada satu profesi yang perannya semakin dibutuhkan, yaitu aktuaris. Walaupun selama ini profesi ini sering dikaitkan dengan asuransi, kenyataannya keahlian bidang aktuaria juga sangat diperlukan di berbagai sektor lain seperti investasi, dana pensiun, perbankan, hingga konsultan manajemen risiko.
Lantas, siapa sebenarnya aktuaris dan mengapa profesi ini sangat penting? Berikut penjelasan lengkapnya.
Siapa Itu Aktuaris?
Aktuaris adalah profesional yang mengaplikasikan teori matematika, probabilitas, statistika, ekonomi, dan keuangan untuk menyelesaikan persoalan bisnis yang berkaitan dengan risiko, khususnya risiko di masa depan. Tugas utama seorang aktuaris adalah mengukur dan mengelola risiko serta ketidakpastian, misalnya dengan menghitung potensi kerugian, keuntungan, premi asuransi, cadangan klaim, hingga nilai tunai suatu produk keuangan.
Namun, pekerjaan seorang aktuaris tidak hanya sebatas menghitung angka. Mereka juga harus memahami perubahan sosial, dinamika ekonomi, serta kebijakan yang memengaruhi keputusan bisnis. Kombinasi antara kemampuan analisis, logika, dan wawasan yang luas inilah yang membuat profesi ini sangat penting di dunia keuangan.
Keahlian yang Wajib Dimiliki Aktuaris
Agar dapat sukses, seorang tenaga ahli ini harus menguasai beberapa keterampilan utama, antara lain:
-
Kemampuan matematika dan statistika yang tinggi. Ini adalah dasar utama karena profesi ini harus mampu mengolah data kuantitatif dan menghitung probabilitas serta tren berdasarkan data historis.
-
Kemampuan analisis dan logika. Ia harus mampu menafsirkan data untuk membangun model prediktif dan skenario risiko, sehingga pola pikir analitis dan sistematis sangat dibutuhkan.
-
Kemampuan komunikasi yang baik. Meskipun sehari-hari bekerja dengan angka, seorang aktuaris juga harus bisa menjelaskan hasil analisisnya kepada pihak non-teknis seperti manajemen atau klien.
-
Kemampuan problem solving. Dalam banyak kasus, harus menyelesaikan perhitungan yang kompleks sehingga harus mampu merancang solusi yang logis dan efektif.
-
Literasi teknologi dan komputer. Penggunaan perangkat lunak seperti Microsoft Excel, R, Python, atau SQL sudah menjadi bagian penting dalam pekerjaan seorang aktuaris.
Tanggung Jawab Utama
Secara umum, aktuaris bertanggung jawab untuk:
-
Mengumpulkan dan menganalisis data statistik.
-
Memperkirakan probabilitas dan biaya dari suatu kejadian, seperti kecelakaan, kematian, bencana alam, atau penyakit.
-
Merancang, menguji, dan mengelola kebijakan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.
-
Menjelaskan hasil analisis dan rekomendasi kepada pemangku kepentingan, baik manajemen, pemegang saham, klien, atau regulator.
Di Indonesia, profesi ini umumnya bekerja di perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum, dana pensiun, konsultan aktuaria, dan investasi. Namun, kini banyak juga yang bekerja di bidang lain yang berkaitan dengan pengelolaan risiko.
Peran dalam Pengelolaan Imbalan Pasca Kerja
Salah satu bidang di mana peran aktuaris sangat menonjol adalah dalam pengelolaan imbalan pasca kerja, seperti dana pensiun dan tunjangan karyawan setelah pensiun. Dalam konteks ini, profesi ini berperan dalam:
-
Menghitung kewajiban imbalan kerja sesuai standar akuntansi, misalnya PSAK 24 di Indonesia. Aktuaris membantu perusahaan menghitung kewajiban ini dengan menggunakan berbagai asumsi ekonomi dan demografi.
-
Membantu perusahaan mematuhi regulasi terkait akuntansi dan perpajakan dengan memperhitungkan cadangan dan nilai kini dari kewajiban imbalan kerja.
-
Memberikan masukan strategis untuk perencanaan keuangan jangka panjang, sehingga perusahaan dapat merancang program pensiun atau skema tunjangan yang berkelanjutan.
-
Mengurangi risiko keuangan perusahaan dengan mengidentifikasi potensi beban finansial akibat perubahan asumsi seperti mortalitas, kenaikan gaji, dan inflasi.
Karena peran ini sangat berkaitan dengan keberlangsungan keuangan perusahaan, aktuaris biasanya bekerja sama dengan divisi SDM, keuangan, dan auditor eksternal untuk memastikan laporan keuangan perusahaan mencerminkan tanggung jawab jangka panjang secara akurat.
Risiko Jika Tidak Menggunakan Jasa Aktuaris
Mengabaikan peran profesi ini dalam pengelolaan imbalan pasca kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi serius, antara lain:
-
Ketidakakuratan dalam estimasi kewajiban. Tanpa analisis aktuaria, laporan keuangan perusahaan bisa tidak mencerminkan nilai kewajiban yang sesungguhnya, sehingga berisiko terjadi kekurangan dana atau kelebihan estimasi dana pensiun dan tunjangan lain.
-
Pelanggaran standar akuntansi. Standar seperti PSAK 24 mewajibkan penggunaan pendekatan aktuaria. Jika perusahaan tidak melibatkan aktuaris, laporan keuangan bisa dianggap tidak sesuai oleh auditor atau regulator, bahkan berpotensi menimbulkan sanksi.
-
Menurunnya kepercayaan investor dan karyawan. Pengelolaan imbalan pasca kerja yang tidak transparan dapat menurunkan kepercayaan pemegang saham dan rasa aman karyawan terhadap masa depan mereka.
-
Kerugian finansial akibat salah prediksi. Tanpa perhitungan aktuaria yang mempertimbangkan tren demografi dan ekonomi, perusahaan bisa salah memperkirakan jumlah dana yang perlu disiapkan dan menghadapi krisis likuiditas saat kewajiban jatuh tempo.
-
Kurangnya dasar strategis untuk perencanaan SDM. Perusahaan yang tidak menggunakan jasa aktuaris akan kesulitan merancang skema pensiun yang efisien, kompetitif, dan berkelanjutan secara finansial.
Dengan peran yang sangat krusial dalam mengelola risiko dan memastikan keberlanjutan keuangan perusahaan, aktuaris sangat dibutuhkan di berbagai sektor, tidak hanya di asuransi. Keterlibatan profesi ini membantu perusahaan mematuhi regulasi, mengelola dana pensiun secara efisien, dan memberikan rasa aman bagi karyawan di masa pensiun. Oleh karena itu, baik perusahaan besar maupun menengah sangat disarankan untuk bekerja sama dengan konsultan aktuaria profesional, demi menjaga kesehatan keuangan jangka panjang dan kesejahteraan karyawan setelah masa kerja berakhir.