Dalam lingkungan kerja profesional, perhatian karyawan tidak hanya tertuju pada penghasilan bulanan yang diterima. PSAK 24 Imbalan Kerja hadir sebagai standar akuntansi yang mengatur salah satu bentuk kompensasi paling ditunggu, yaitu imbalan pasca kerja—manfaat yang diberikan perusahaan setelah hubungan kerja berakhir, seperti dana pensiun, uang pesangon, atau benefit sejenis lainnya. Bagi korporasi, pemberian manfaat tersebut bukan sekadar wujud apresiasi, melainkan kewajiban legal dan finansial yang harus dicatat serta dilaporkan secara akurat. Inilah yang menjadikan penerapan PSAK 24 sangat relevan dan esensial bagi perusahaan.
Apa Itu PSAK 24?
PSAK 24 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 24) adalah standar akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan digunakan di Indonesia untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan berbagai bentuk imbalan kerja. Imbalan kerja di sini tidak hanya mencakup gaji, tetapi juga mencakup:
-
Imbalan kerja jangka pendek (seperti gaji, tunjangan kesehatan, cuti tahunan),
-
Imbalan pasca kerja (seperti program pensiun manfaat pasti atau iuran pasti),
-
Imbalan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan
-
Imbalan jangka panjang lainnya (seperti cuti panjang atau bonus masa kerja).
Fokus utama banyak perusahaan saat ini berada pada imbalan pasca kerja, terutama karena sifatnya yang kompleks dan berdampak jangka panjang.
Mengapa PSAK 24 Sangat Penting bagi Perusahaan?
-
Memberikan Gambaran Kewajiban Jangka Panjang yang Jelas
Banyak perusahaan memiliki program pensiun atau pesangon yang menjanjikan pembayaran besar setelah karyawan pensiun. Jika tidak dihitung dan dicatat dengan benar sejak dini, kewajiban ini bisa menjadi beban besar yang tiba-tiba dan mengejutkan. PSAK 24 mendorong perusahaan untuk secara rutin melakukan perhitungan aktuaria, yakni pendekatan matematis dan statistik untuk memperkirakan kewajiban ini. Perhitungan ini mempertimbangkan berbagai asumsi, termasuk usia pensiun, masa kerja, kenaikan gaji, suku bunga diskonto, dan lainnya. -
Meningkatkan Transparansi dan Kepercayaan Investor
Dalam dunia bisnis modern, laporan keuangan bukan hanya sekadar catatan keuangan internal. Laporan tersebut menjadi alat komunikasi utama dengan para investor, regulator, dan publik. Dengan mengikuti PSAK 24, perusahaan menunjukkan bahwa mereka transparan dan bertanggung jawab dalam mengelola komitmen kepada karyawan. Ini memperkuat reputasi perusahaan dan dapat menjadi nilai tambah di mata pemegang saham dan calon investor. -
Menjaga Kepatuhan terhadap Regulasi dan Audit Eksternal
Banyak perusahaan, terutama yang telah terdaftar di bursa efek atau beroperasi di bawah pengawasan ketat regulator, wajib menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi. Ketidakpatuhan terhadap PSAK 24 bisa menyebabkan opini audit yang buruk, denda dari otoritas, atau bahkan menurunnya nilai saham perusahaan. Oleh karena itu, penerapan PSAK 24 bukan hanya tindakan administratif, tetapi juga bagian dari strategi mitigasi risiko. -
Mendorong Perencanaan SDM dan Keuangan yang Lebih Matang
Dengan mengetahui nilai kewajiban atas imbalan pasca kerja, perusahaan dapat melakukan perencanaan keuangan jangka panjang yang lebih akurat. Misalnya, perusahaan bisa mulai menyisihkan dana secara bertahap, melakukan pendanaan program pensiun melalui dana pensiun yang terpisah, atau mengevaluasi kembali struktur manfaat yang ditawarkan kepada karyawan baru.
Studi Kasus: Realita di Lapangan
Mari kita lihat studi kasus sebuah perusahaan konstruksi besar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki lebih dari 7.000 karyawan tetap, sebagian besar dengan masa kerja lebih dari 15 tahun. Dalam laporan keuangan tahunannya, perusahaan ini mencatat kewajiban imbalan pasca kerja senilai lebih dari Rp500 miliar. Kewajiban ini meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya karena adanya penyesuaian asumsi aktuaria, yakni penurunan tingkat diskonto dan perpanjangan usia harapan hidup karyawan.
Tanpa penerapan PSAK 24, kewajiban besar ini bisa saja tidak terlihat oleh pemangku kepentingan. Namun dengan pelaporan yang transparan, perusahaan dapat menjelaskan bahwa peningkatan tersebut bukan karena kesalahan operasional, melainkan akibat perubahan faktor ekonomi dan demografis yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya.
Dampak Positif bagi Karyawan
Meskipun PSAK 24 tampaknya berfokus pada pencatatan akuntansi, pada dasarnya standar ini memberikan perlindungan bagi karyawan. Ketika perusahaan menghitung dan melaporkan kewajiban secara akurat, hak-hak karyawan atas imbalan kerja menjadi lebih terjamin. Karyawan dapat memiliki keyakinan bahwa janji manfaat yang diberikan perusahaan memang telah direncanakan dan disiapkan dengan baik.
PSAK 24 tidak hanya penting dari sisi teknis akuntansi, tetapi juga dari sisi etika bisnis. Standar ini membantu perusahaan untuk tetap disiplin dalam mengelola kewajiban kepada karyawan, sambil menjaga kepercayaan pasar dan kepatuhan regulasi. Bagi karyawan, ini berarti keamanan dan kepastian terhadap masa depan mereka.
Dengan kata lain, penerapan PSAK 24 adalah bentuk keseimbangan antara tanggung jawab sosial dan ketelitian finansial. Dan di tengah tuntutan dunia usaha yang semakin tinggi, standar ini bukan hanya penting—melainkan esensial.
